Allah Menyukai Kalau HambaNya Kuat


kotasantri.com

Penulis : Rifatul Farida
Sebuah cerita mengawali putihnya hari, dalam rekah merah jingga di ufuk langit timur. Sepasang mata sayu yang kini mulai lembab. "Tes..." Butiran bening itu jatuh juga dari sudut mata. Sementara dari balik rasa haru, mataku iba menatap, seolah engkau berkata;<span class="fullpost">

"Biarkan ku menangis. Mengalirkan air mata yang telah lama membendung. Biarkan semuanya tahu, kalau memang aku hanya seseorang yang cengeng! Tak bisa lagi ku hidup dalam kamuflase, dan memang ku tak bisa lagi. Maka jangan memaksaku lagi menjadi kuat, jangan memaksaku lagi menjadi tegar, jangan memaksaku lagi bertahan dan menahan. Aku ingin berhenti. Tak mengapa jika harus kalah, karena memang aku menyerah dan pasrah. Tak mengapa jika segalanya berakhir sampai di sini."
Aku pun terpaku, ada rasa ngeri membayangkan bagaimana keadaan ruhanimu kini. Begitu hebatkah derita yang menimpamu hingga engkau tak hanya tergoncang, namun juga limbung dan jatuh bergulingan dari pucuk-pucuk ikhtiar?
Bukankah engkau tahu tentang kebaikan-kebaikan setiap takdirNya? Bukankah dalam setiap tahapan yang pernah engkau tapaki adalah semakin menguatnya keyakinanMu akan setiap jaminanNya? Kenapa musti khawatir, padahal pernah menguntai dari bibirmu sebaris kata bahwa, "Syetan selalu menghembuskan was-was di setiap hati." Dalam kesadaran, bertawakallah. Engkau hanya perlu bangkit dan tapaki lagi jalan itu.
Bahwa pada hakikatnya, tak perlu ada yang dikhawatirkan dalam hidup ini. Jalani, hadapi, dan nikmati pergiliran takdirNya dengan keimanan penuh. Tentang sebuah janji pasti, bahwa dengan ketakwaan ini, Allah SWT akan menolong dari arah yang tak pernah terlintas dalam benak.
Sahabatku, ayolah bangkit. Allah menyukai kalau hambaNya kuat!
***
rf_teruntuk seorang ukhti; don't worry be happy.</span>

Halaman

Cari Blog Ini

About me

Advertisement