pacaran sebelum menikah????


wow, kalau untuk yang satu ini ga’ bakal ada yang bisa ngebantah. Di mulai dari PDKT, wuih indah banget y. biar hujan badai juga, tetep lanjut. Badan basah kusup sambil bawa bunga, dan segala yang berbau “CINTA”. Trus kalau PDKT udah sukses, nembak, untung-an diterima, lanjut dech. Awal nya makan bareng, trus jemput si do’I, beliih kado buat doi. Nah udah sampai yang namanya dekat, lanjut dech.

Bisa pegang tangan si doi, meluk doi dll. Kalau hujan bisa numpang nginap di tempat doi, GRATIS. Everything its FREE. Kalau “kebablasan” terpaksa meried, nah kalau udah ngerasa ga’ cocok, ini dia yang bikin enak, di tinggal kabur aja bro, cari pacar lagi. Trus bagi yang cewek ???? udah rosak total tuch, syukur2 ada cowok baik yang mau nerima trus ngajakin meried, kalau ga’??? mo gmn? Rugi kan si cew, sementara si cowok udah cari “mangsa” lagi.

Makanya buat saudara-saudari ku, mendingan jangan pacaran dech. Inget, setelah semua yg kita lakuin masih ada yang namanya “kampung akhirat”,.kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita.

Ingat para wanita, anda2 bukan barang dagangan yg bisa di coba2. Anda2 mahluk yang seharusnya di lindungi , bukan di jadikan mainan. Kalau mau dapet suami yang baik, bukan pacaran solusinya. Kalau pengen ada yg melindungi bukan pacaran solusinya. Kalau pengen ada yang nyayangin juga bukan pacaran solusinya. Kita semua tau kan, “kalau pengen dapat suami/ istri yang baik, maka kita juga harus baik”.

Trus buat yang cowok ne, walaupun ga’ ada ruginya, tapi secara moral harus ada dunk, inget ente2 semua kan punya adik, kakak, sodara dll, emang mau kalau sodaranya di jadikan bahan pelampiasan nafsu. Lagian kalau ente terus pacaran, di jamin ga’ bakal dapet pasangan yg bagus, karna “laki-laki yg baik akan mendapatkan wanita yg baik, sedangkan laki-laki penzinah akan mendapatkan wanita penzinah” emang mau punya istri penzinah?? Bekas orang??.

Trus solusinya gmn??

Ini dia yang di tunggu2, PACARAN SETELAH MENIKAH

Ini dia yg paling dahsyat, yg udah sesuai dengan aturan. Kita pake cara yg lebih aman dan halal, ta’aruf. Lebih dag-dig-dug dan lebih menyenangkan. Trus kalau udah udah resmi nikah, rasanya akan lebih indah, memegang tangan istri aja bikin jantung serasa mo copot, belum lagi….. wuiiihhh halal dech pokoke, terhitung ibadah malah.

Ini baru pendahuluan bro, selanjutnya akan ada lagi (insyaAllah) lanjutan dari artikel ini, oke ????

tipu daya fashion


Bismillah
Jaman sekarang sebenarnya adalah jaman penipuan.
Banyak orang2 yang menyatakan “ini adalah modernisasi”, namun mereka semua penipu dan juga tertipu. Semuanya mengatas namakan modernisasi, padahal kalau di tanya dengan sebanar tanya, dan mereka berani jujur untuk menjawab, saya yakin mereka tau bahwa apa yang mereka lakukan sekarang adalah modernisasi yang kebablasan. Semua nya serba bumbu maksiat yang ditiupkan oleh setan. Kita lihat saja disekitar kita, yang paling nyata adalah pola hidup yang sudah benar2 mengadaptasi dunia barat (KAFIR) dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak sadar akan ancaman tentang hal ini
” Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud).
Namun apabila mereka kita katakan kafir, mereka akan marah, mungkin kita juga termasuk salah satu diantara mereka. (????).
Pada permulaan ini kita akan bahas satu-persatu tentang apa yang menjebak kita atas nama moderniasi.
I. Pakaian
Dalam islam sudah jelas dikatakan tentang aturan pakaian, kita akan lebih menetikberatkan pada wanita.
…………………………
Namun yang kita lihat sekarang berbanding terbalik dengan hadits di atas. Kita lihat kaum hawa dengan mudahnya mengumbar aurat (menggunakan pakaian yang serba minim) atas nama fashion style. Demi Allah, kalau semua laki-laki normal di muka bumi ini mau menjawab dengan jujur atas penampilan wanita yang seperti itu mereka pasti akan merespon tentang fisik wanita tersebut, BUKAN PAKAIAN yang wanita kenakan.

Sadarlah kaum hawa, pakaian yang kalian kenakan atas nama fashion style itu benar-benar ditumpangi setan untuk memancing birahi laki-laki. Banyak waniata yang tidak sadar akan hal ini. Apabila kejadian buruk sudah menimpa mereka (diperkosa misalnya), baru mereka akan menuntut, siapa yang disalahkan ???. wanita yang mengundang syahwat, laki-laki memenuhinya.

Apa ruginya memakai pakaian yang tertutup? Apa kalian kepanasan? Demi Allah wanita-wanita di Arab sana, yang suhunya jauh lebih tinggi dari Indonesia mampu mengenakannya. Budaya? Hmm Indonesia menurut catatan sejarah tidak punya catatan tentang pakaian seperti yang kalian kenakan sekarang ini. Takut tidak laku??? Apa kalian tidak tau bahwa jodoh kalian sudah Allah tentukan?? Tidakperlu kalian mengumbar syahwat utk mencari jodoh, karna pasti bukan jodoh yang datang, melainkan laki-laki yang hanya ingin melampiaskan syahwatnya kepada kalian, dan setelah puas kalian akan di tinggalkannya begitu saja, lalu..??? kalian akan melanjutkan ke laki-laki yang berikut nya??? Hehehe laki-laki yang berikutnya akan meninggalkan kalian (setelah puas syahwatnya) dengan alasan kalian tidak perawan, atau sulit menerima “BEKAS”. Apa itu yang kalian mau wanita?????

Demi Allah Azzawajalla, bahkan laki-laki yang gemar bermaksiat pun akan mencari wanita yang baik untuk dijadikan pendamping hidup, lalu kalian dengan pakaian yang serba terbuka mendambakan laki-laki yang seperti apa?? Yang senang istrinya dijadikan bahan seksual orang lain???

Lalu bagaimana pakaian yg benar ? yang sesuai syar’I ?
Pakaian seorang wanita yang harus tebal dan tidak menampakkan warna kulitnya (tidak transparan), dan tidak pula sempit yang menampakkan potongan tubuhnya, berdasarkan hadits Nabi sholalllahu ‘alahi wa sallam : “Ada dua golongan ahli neraka (penghuni neraka) dari umatku, yang aku belum melihat mereka sebelumnya (yakni karena belum terjadi pada zaman Rosulullah sholalllahu ‘alaihi wa sallm, ed.) : (Yakni)
(1). “Para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, mereka miring (yakni condong pada penyelewengan dan kesesatan, ed.) dan mengajak orang lain miring ( yakni mengajak para wanita lainnya agar sesat dan condong pada penyelewengan seperti dirinya, ed.). Kepala-kepala mereka (yakni rambut-rambut mereka) seperti punuk unta yang miring (karena adanya hiasan di rambut kepala mereka, seperti sanggul, pita dan berbagai perhiasan lainnya, tanpa menutupnya dengan jilbab-jilbab mereka, ed.). Mereka tidak akan masuk surga, bahkan mereka tidak akan mendapati bau harumnya surga, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian. “ (HR. Muslim dan lainnya)

Pengertian : “Wanita yang berpakaian tetapi telanjang”, yaitu wanita yang mengenakan pakaian namun tidak menutup tubuhnya (yakni tidak menutupinya dengan sempurna, sehinggga nmasih nampak sebagian anggoata tubuhnya yang mestinya wajib di tutupi, ed.). Ia berpakaian tetapi pada hakekatnya tetap telanjang, seperti mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya, seperti lengannya dan lain-lainnya.
Sesungguhnya pakaian wanita itu adalahyang menutupi tubuhnya, (yakni) yang tebal dan lebar, sehingga tidak tampak bentuk tubuhnya dan fostur badannya. Wallahu a’lam.

Maroji’ :
Di jawab oleh Syaikh Dr. Sholih bin Abdullah bin Fauzan Al-Fauzan, dalam At-Tanbihaat, hal. 23.

BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya
Edisi : 17 / Robi’uts Tsani / 1425


Wahai muslimah!
Sesungguhnya hijab menjagamu dari pandangan yang beracun. Pandangan yang berasal dari penyakit hati dan penyakit kemanusiaan. Hijab memutuskan darimu ketamakan yang berapi-api.


A. Sifat Pakaian yang Disyariatkan bagi Wanita Muslimah

1. Diwajibkan pakaian wanita muslimah itu menutupi seluruh badannya dari (pandangan) laki-laki yang bukan mahramnya. Dan janganlah terbuka untuk mahram-mahramnya kecuali yang telah terbiasa terbuka seperti wajah, kedua telapak tangan dan kedua kakinya.

2. Agar pakaian itu menutupi apa yang ada di sebaliknya (yakni tubuhnya), janganlah terlalu tipis (transparan), sehingga dapat terlihat bentuk tubuhnya.

3.Tidaklah pakaian itu sempit yang mempertontonkan bentuk anggota badannya, sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahih Muslim dari Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam bahwasanya beliau bersabda:
"Dua kelompok dari penduduk neraka yang aku belum melihatnya, (kelompok pertama) yaitu wanita yang berpakaian (pada hakekatnya) ia telanjang, merayu-¬rayu dan menggoda, kepala mereka seperti punuk onta (melenggak-lenggok, membesarkan konde), mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya. Dan (kelompok kedua) yaitu laki-laki yang bersamanya cemeti seperti ekor sapi yang dengannya manusia saling rnemukul-mukul sesama hamba Allah. "(HR. Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam Majmu' Al-Fatawa (22/146) dalam menafsirkan sabda Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam:
"Bahwa perempuan itu memakai pakaian yang tidak menutupinya. Dia berpakaian tapi sebenarnya telanjang. Seperti wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga menggambarkan postur tubuh (kewanitaan)-nya atau pakaian yang sempit yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, seperti pinggul, lengan dan yang sejenisnya. Akan tetapi, pakaian wanita ialah apa yang menutupi tubuhnya, tidak memperlihatkan bentuk tubuh, serta kerangka anggota badannya karena bentuknya yang tebal dan lebar."

4.Pakaian wanita itu tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam telah melaknat wanita-wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita. Sedangkan untuk membedakan wanita dengan laki-laki dalam hal berpakaian adalah pakaian yang dipakai dinilai dari karakter bentuk dan sifat menurut ketentuan adat istiadat setiap masyarakat.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam Majmu'Al-Fatawa (22/148-149/155):
"Maka (hal) yang membedakan antara pakaian laki-¬laki dan pakaian perempuan dikembalikan pada pakaian yang sesuai bagi laki-laki dan perempuan, yaitu pakaian yang cocok sesuai dengan apa yang diperintahkan untuk lak-¬laki dan perempuan. Para wanita diperintahkan untuk menutup dan menghalangi tanpa ada rasa tabarruj (mempertontonkan) dan memperlihatkan. Untuk itu tidak dianjurkan bagi wanita mengangkat suara di dalam adzan, ¬(membaca) talbiyah, (berdzikir ketika) naik ke bukit Shafa dan Marwa dan tidaklah telanjang di dalam Ihram seperti ¬laki-laki. Karena laki-laki diperintahkan untuk membuka kepalanya dan tidak memakai pakaian yang melampaui batas (dilarang) yakni yang dibuat sesuai anggota badannya, tidak memakai baju, celana panjang dan kaos kaki."

Selanjutnya Syaikhul Islam mengatakan:
"Dan adapun wanita, sesungguhnya tidak dilarang sesuatupun dari pakaian karena ia diperintahkan untuk menutupi dan menghijabi (membalut) dan tidak dianjurkan kebalikannya. Akan tetapi dilarang memakai kerudung ¬dan memakai sarung tangan, karena keduanya merupakan_ pakaian yang terbuat sesuai dengan bentuk tubuh dan tidak ada kebutuhan bagi wanita padanya." Kemudian beliau menyebutkan, bahwa wanita itu menutup wajahnya tanpa keduanya dari laki-laki sampai beliau mengatakan di akhir: "Maka jelas, antara pakaian laki-laki dan perempuan itu sudah seharusnya berbeda. Yakni untuk membedakan laki-laki dari wanita. Pakaian wanita itu haruslah istitar (menutupi auratnya) dan istijab (menghalangi dari pandangan yang bukan mahramnya -pent.). Sebagaimana yang dimaksud dhahir " dari bab ini."(11)

Kemudian beliau menjelaskan, bahwa apabila pakaian itu lebih pantas dipakai oleh laki-laki sebagaimana umumnya, maka dilarang bagi wanita. Hingga beliau mengatakan: "Manakala pakaian itu bersifat qillatul istitar (hanya sekedar menutupi aurat -pent.) dan musyabahah (pakaian itu layak dipakai oleh laki-laki dan perempuan - pent.), maka dilarang pemakaiannya dari dua bentuk (baik laki-laki maupun perempuan -pent.). Allahu a'lam. "

5.Pakaian wanita tidaklah terhiasi oleh perhiasan yang menarik perhatian (orang lain) ketika keluar rumah, agar tidak termasuk golongan wanita-wanita yang bertabaruj (mempertontonkan) pada perhiasan.


Berhijab

Bahwa seorang wanita yang menutupi badannya dari (pandangan) laki-laki yang bukan mahramnya disebut berhijab.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, putra-putra saudara perempuan mereka. " (An-Nur: 31)

Dalam firman-Nya yang lain:
"Dan apabila kamu ada sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir (hijab). " (Al-Ahzab: 53)

Dan yang dimaksud dengan hijab (dari ayat di atas) adalah sesuatu yang menutupi wanita termasuk di dalamnya dinding, pintu atau pakaian.
Sedangkan kata-kata dalam ayat tersebut walaupun diperuntukkan kepada istri-istri Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam, namun hukumnya adalah umum untuk semua wanita mukminah.

Karena `illat (landasan)-nya adalah berkaitan dengan firman ¬Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
"Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. " (Al-Ahzab: 53)

Dan `illat (landasan) ini adalah umum. Maka keumuman `illat menunjukkan bahwa hukum tersebut berlaku untuk umum. Dan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang lain:
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ". (Al-Ahzab: 59)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata di dalam majmu'Al-Fatawa (22/110-111):
"Jilbab adalah kain penutup, sebagaimana Ibnu Mas'ud dan yang lainnya menamakan dengan sebutan rida’ (cadar) dan izar (sarung) sebagaimana umum menyebutnya, yakni kain sarung yang besar sebagai penutup kepala dan seluruh badan wanita. Diriwayatkan dari Abu Ubaidah dan yang lainnya, bahwa wanita itu mengulurkan jilbab dari atas kepalanya sampai tidak terlihat (raut mukanya), kecuali matanya. Termasuk sejenis hijab adalah niqab (sarung kepala). Dan dalil-dalil sunnah nabawiyyah
tentang kewajiban seorang wanita menutupi wajah dari selain mahramnya."(12)

Dan dalil-dalil tentang kewajiban wanita untuk menutup wajah dari selain mahramnya menurut Al- Qur`an dan As Sunnah sangatlah banyak. Maka saya sarankan kepada anda wahai muslimah, (bacalah -pent.) mengenai hal tersebut di dalam Risalah Hijab dan Pakaian di dalam Shalat karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Risalah Hijab karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Risalatu Ash-Sharim Al Masyhur `ala Al-Maftunin bi As-Sufur karya Syaikh Hamud bin Abdullah At-Tuwaijiri dan Risalah Hijab karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin. Semua risalah tersebut telah menjabarkan tentang permasalahan hijab beserta hal-hal yang berkaitan dengannya.

Ketahuilah wahai muslimah!
Bahwa ulama-ulama yang membolehkan kamu membuka wajahmu dengan kata-kata yang menggiurkan (rayuan-rayuai gombal) sepertinya dapat menghindarkanmu dari fitnah. Padaha fitnah tidaklah dapat dihindari, khususnya pada zaman sekarang ini. Dimana sedikit sekali laki-laki dan perempuan yang menyerukan larangan agama. Sedikit sekali rasa malunya. Bahkan banyak sekali orang-orang yang mengumbar fitnah. Kemudian sangatlah terhina wanita yang menjadikan macam-macam perhiasan yang mengundang fitnah berada di wajahnya. Berhati-hatilah dari hal itu.

Wahai muslimah! Pakailah dan biasakanlah berhijab. Karena hijab dapat menjagamu dari fitnah dengan seizin Allah. Tidak ada seorang ulama -baik dahulu maupun sekarang- yang menyetujui (pendapat) para pengumbar fitnah. Dimana mereka (para wanita) terlibat di dalamnya.

Sebagian wanita muslimah ada yang berpura-pura dalam berhijab. Yakni manakala berada dalam masyarakat yang menerapkan hijab, merekapun memakainya. Dan ketika berada dalam masyarakat yang tidak menerapkan hijab, merekapun melepaskan hijabnya.

Sementara ada sebagian lainnya yang memakai hijab hanya ketika berada di tempat-tempat umum dan ketika memasuki tempat pemiagaan, rumah sakit, tempat pembuat perhiasan emas ataupun salah satu dari penjahit pakaian wanita, maka ia pun membuka wajah dan kedua lengannya, seakan-akan ia berada di samping suaminya atau salah satu mahramnya! Maka takutlah kamu kepada Allah, hai orang-orang yang melakukan hal tersebut!

Telah kami saksikan pula, beberapa wanita yang berada di dalam pesawat (yakni pesawat yang datang dari luar Arab Saudi), rnereka tidak memakai hijab, kecuali ketika pesawat mendarat di salah satu bandara di negara ini. Seolah-olah hijab itu berasal dari adat kebiasaan (bangsa Arab) dan bukan dari pokok-pokok ajaran agama.

Wahai muslimah!

Sesungguhnya hijab menjagamu dari pandangan yang beracun. Pandangan yang berasal dari penyakit hati dan penyakit kemanusiaan. Hijab memutuskan darimu ketamakan yang berapi-api.
Maka pakailah hijab. Berpeganglah pada hijab. Dan janganlah kamu tergoda oleh pengumbar fitnah yang bertujuan memerangi hijab atau mengecilkan dari bentuknya. Sebab ia ingin menjadikanmu jahat. Sebagaimana firman Allah:
Sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh jauhnya (dari kebenaran). " (An-Nisaa': 27)

Dikutip dari Tanbihat ‘ala Ahkam Takhtashshu bil Mu’minat, Edisi Indonesia “Panduan Fiqih Praktis Bagi Wanita” Penerbit Pustaka Sumayyah, Pekalongan.

Demi Allah para saudariku, tidak sedikitpun niat kami untuk merendahkan derajat kalian dengan turun nya tulisan ini. Kami justru ingin kalian di pandang hormat, karna kalian sebenarnya memang terhormat. Allah menjadikan kalian penyejuk bagi kaum adam.

Jangan terjebak tipu daya setan dan kaum kafir yang membujuk kalian atas nama modernisasi. Gunakan pakaian yang pantas, tutup aurat kalian, kalian akan nampak lebih cantik dan anggun apabila tertutup. Kalian akan lebih mempesona dan terhormat.
Bukan begitu ikhwan??

doa sahabat ku



Ya Allah, siang malam aku meminta pada Mu, KEMBALIKAN DIA PADAKU.
Aku menangis, bersujud tanpa henti pada Mu, meratap, mengemis, bahkan menyalahkan Mu atas kepergiaanya

Aku ingat saat aku meminta kepastian tentangnya, aku berjanji akan melepasnya jika dia memang ingin berpisah dengan ku, kemudian Engkau menunjukkan kuasa Mu, Kau kabulkan doa ku hanya dalam waktu singkat, Kau temukan aku dengannya, Kau berikan jawaban yang ku pinta dari bibirnya.

Sekarang 6 tahun sudah berlalu, aku semakin mengerti arti perpisahan ini. Tapi tetap saja luka hati ini terasa perih. Aku coba iklas ya Allah, tapi air mata ini turun dengan sendirinya.

Kemudian sahabat ku berkata, andaikan air mata selama 6 tahun ini kau tujukan untuk Allah, alangkah indahnya.

Saat ini hanya sedikit hal yang aku tau kenapa aku terpisah dengan nya, atau mungkin Engkau ingin aku berpisah darinya?.

Betapa hinanya aku yang telah melalaikan Mu, mencintai mahluk Mu tanpa tersisa cinta sedikit pun untuk Mu. Betapa bejatnya aku, menzinahinya atas nama cinta dan melalaikan semua hukum Mu. Ampuni aku Ya Allah, ampuni aku Ya Rab.

Hanya janji Mu yang sekarang ku ingat, hanya ampunan Mu yang ku mohon, aku kembali Ya Allah

apa ya??


saat hidayah datang, betapa senang beta punya hati, merasa di perhatikan Allah, merasa di sayang sama Allah. komplit. tapi bukan tanpa pengorbanan (pengorbanan dunia masudnya), banyak yang harus di relakan untuk menempuh jalan yang baru. apa aja se? ayo kita find out together hmm....

pertama kali kenal dan belajar islam hampir bersamaan dengan beredarnya film "KIAMAT SUDAH DEKAT". bagus film nya, (tapi ngerasa disindir ne) pas adegan belajar shalat, waktu mo duduk tahyad akhir, ngelipat kakinya di bantu tangan, tersiksaaaaa banget, jempol sampai keram, sambil baca doanya juga sambil nangis (bukan karna penghayatan, tapi nahan pegel) hehehe. tapi sekarang ga' susah lagi, kakinya udah pandai ngelipat otomatis ckckckckc.

trus sewaktu ikut taklim, dapat kawan baru yang emang udah islam. akrabbb banget. kemana-mana selalu berdua, ke wc juga ber dua (tapi pisah room nya). nah sewaktu taklim, dapat materi tentang adab bergaul antara ikhwan dan akhwat (ini dia yang jadi masalah), pematerinya bilang "tidak ada pacaran dalam islam, HARAM". kaget bingung, lemah, ltih dan lesu jadinya.

coz aku punya pacar waktu itu, cinta mati pokoke. trus karna penasaran, aku cari lagi di internet, ternyata benar, semua sepaham bahwa pacaran merupakan hubungan yang haram. singkat cerita, dengan tetesan air mata, diiringi dengan angin yang bertiup syahdu, malam hari sewaktu bulan tak tampak, hanya awan mendung yang bergelantung, aku bercerai dengan pacarku. sedih? PASTI. tapi karna yakin dengan islam yang ku pilih, insyaAllah iklas. walaupun iklas tetep aja air mata ku ngalir (biarpun cowok, butuh nangis), berbagai jenis bahasa doa ku panjatka untuk ketenangan hati biar ga' lagi ingat ma si dia.

naaah, yang jadi masalah berikutnya temen akrab ku, yang udah lama islam, yang sering baca buku, banyak ilmu nya, ko' dia malah pacaran????? (rugi aku mutusin pacarku!!!......bcanda, iklas ko'). sewaktu ku tanya jawabnya, "ga' pa2 pacaran, asal jngan berzinah" nah lho. trus pegangan tangan dsb gmn?, jawabnya "ga' pa2 asal ga' menimbulkan syahwat. wuih. trus sewaktu kedapetan dia berdua di rumah kosong ma pacarnya dia jawab "aku kn lagi puasa, jadi insyaAllah ga' pa2, ga' berzinah. wow
akhirnya aku sadari, orang islam sendiri sudah asing dengan agama nya sendiri. sudah menjadikan agama sekedar kedok semata, dalam pergaulan jg demikian, ga' lg seperti dulu. ga' seperti yang pernah diceritakan di salah satu blok yg aku baca (lupa blog nya, dlm blog tsb diceritakan tentang ikhwan dan akhwat yang karna kuatnya pengen menjaga pandangan, ber pas-pasan di gang sempit, si ikhwan nabrak tiang listrik karna menunduk, si akhwat kecebur ke got karna melihat ke arah lain (supaya ga' kecantol ikhwan kali hehehe). aneh lucu, tapi semangat nya perlu di tiru.

sekarang ini susah, jadi sedih, ikhwan dan akhwat bergoncengan, sms-an, klu ga' percaya pergi aja ke PONTIANAK. banyak contohnya.
apa nya yang salah ya???? banyak wanita berjilbab tapi pake baju dan celana ketat, kerudunga nya se betul tapi baju n celana nya itu yg jadi masalah, mungkin krn ga' tau kali ya, (kesempatan dakwah ne, nyari amal)

untuk saudari2 ku, dalam islam sudah dia atur, pakaian dan rok(celana) yang sesuai dengan syar'i adalah yang tidak membentuk lekuk badan.ini di maksudkan agar para wanita tidak menimbulkan syahwat bagi pria, dan tidak menjadikan wanita bahan untuk melampiaskan syahwat. sempurna ya islam, meninggikan derajat wanita, makanya pakaiannya yang betul ya. tetap cantik ko' walaupun ga' pake baju n celana ketat, insyAllah tetap laku. yang ngejar malah insyAllah laki2 yang baik. karna sesuai janji Allah, wanita yang baik akan mendapatkan laki2 yang baik pula.

alasan yang paling mungkin bsia jadi karna di dera rasa takut ga' dapet jodoh kali ya?? (sama ne, aku juga, kadang sedih, pengen nikah ga' tau gmn cara nyari jodohnya. mo pacaran jelas haram, hmmm bingung.

Ya Allah tolong aku dan saudara/i ku agar tidak terjerumus ke dalam lembah yang indah namun busuk karya iblis dan balatentaranya

aku kembali


aku kembali ya Allah, setelah sekian lama aku lalai dengan dunia ku sendiri. aku terjerembab dalam tipu daya dunia. tipu daya setan melalui manusia yang berjudul "TEMAN, SAHABAT, PACAR ". aku terjebak oleh tipu daya harta, ketenaran. ampuni aku Ya Rabb.
dan kini hanya menangis yang aku bisa. hanya bersujud yang aku tau. aku tak tau apa semua sujud ku dapat menghapus kesalahan ku? apa doaku sampai? doa yang oleh badan ku yang kotor dengan makanan dan minuman haram, tapi yang aku tau Engkau Maha Pendengar, Maha Melihat. yang aku tau hanya Engkau Maha Pengampun, Engkau maha pemaaf. Ya Allah apa jadinya aku tanpa maafMU? kenamana aku harus mencari bumi yang lain jika Engkau tak memberiku maaf? Ya Allah, aku tau aku salah, aku tau aku berdoa, dan Engkau berhak melemparkanku ke neraka jahanam, Engkau berhak Ya Allah, tapi aku hamba Mu Ya Rahim, aku hambaMu, yang berusaha kembali padaMU.
Ya Allah, aku mohon, jangan jadikan aku hamba yang merugi tanpa ampunanMu, jangan Engkau masukan aku ke dalam golongan hamba Mu yang dzalim, yang tidak mendapat
syafaat RasulMu.

bisa jadi...


sering kali kita beencana untuk masa depan kita, dengan demikian detail, namun hasil yang terjadi ibarat kata pepatah "jauh api dari panggang". sering kali penulis mengalami (dan mungkin juga kebanyakan dari kita) merasakan hal yang demikian. bahkan untuk hal yang sangat penting. kadangkala bahkan sering kali hati bertanya "kenapa tidak bisa??". doa sudah, usaha sudah, bahka sering kali orang bilang "minta restu orang tua", itu juga sudah, namun tetap saja tidak berhasil.
dalam hal ini, yang sering terjadi sewaktu lamaran kerja kita tidak diterima, dunia serasa runtuh. apalagi jika kita tidak punya keterampilan. saat lamaran ditolak serasa langit jatuh menimpa kepala, BERAT, sakiiit

namun tetap saja itu terjadi. mau menangis 7 hari 7 malam juga tetap terjadi, tetap di tolak, PENGANGGURAN. wuihhhh, beeraaatt.
tapi coba lagi di ingat, kita yang meminta dengan janji akan patuh pada Allah, kita tidak meminta sesuatu yang jahat. namun tidak diterima.
kita suka pekerjaan itu, namun belum tentu Allah suka.
yang perlu kita yakini, Allah tidak akan mendzalimi hambanya. Allah lebih tau kebutuhan kita di dunia. Allah tau kita butuh pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. maka pasti Allah akan berikan. dan Allah lebih tau niat kita sewaktu kita dapat pekerjaan, mau nikah kan??? cuiiitt.cuiiit
yang sabar ya.... jika sudah sampai waktunya, maka tidak akan ada yang bisa menghalangi kita untuk dapat pekerjaan, minta sama Allah, Allah pasti kasii
wallahualam

surat cinta untuk akhwat


Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti
Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin berpacaran denganmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada bidadari-ku nanti. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanlah dirimu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam

http://dudung.net

surat yang tak pernah sampai


Suatu hari, seorang putra mahkota jalan-jalan ke luar istanannya sendirian. Di sepanjang jalan matanya menangkap hiruk-pikuk kehidupan duniawi. Dia heran, kenapa dari awal tidak ada yang menegurnya? membungkuk hormat? Rupanya dia baru sadar, dia keluar sendiri dan tanpa pengawal, sehingga rakyat tidak ada yang mengetahui kedudukanya. Namun di dalam hatinya dia merasa senang, begini lah seharusnya
apabila ada orang menegurnya itupun karna kesopanannya.
Kemudian dia melanjutkan perjalanannya sampai ke daerah perbukitan. Tak henti mulutnya mengucapkan tasbih, melihat pesona alam yang Allah ciptakan di negerinya. Benar-benar pesona alam yang menyejukkan mata. Sejauh mata memandang, hamparan rumput hijau, pepohonan serta aliran sungai berpadu menciptakan lukisan di atas kanvas terbesar, hasil karya dari Yang Maha Esa. Masuk ke dalam hutan, semakin sadar dirinya atas kebesaran Allah, hewan-hewan seakan menyambut kedatangannya. Suara kicau burung, anak kelinci bermain , dan masih banyak lagi hewan yang berpadu dalam keharmonisan hutan.
Sampai di tengah hutan, dia terkejut melihat kebun bunga. “bagaimana mungkin ada kebun bunga yang begitu indah di dalam hutan?”. Tak habis pikir dirinya merenung. Kemudian dilihat sekelilingnya, berharap menemukan rumah atau penduduk yang memiliki kebun tersebut, namun tak juga ditemukannya. Keindahan kebun bunga ini tak seperti yang ada diistananya atau diistana negara negara lain yang pernah dikunjunginya.
Bunga-bunga kecil menjadi penghias bunga yang besar, beraneka warna, bentuk dan masing-masing memiliki pesona tersendiri. Namun ada satu bunga yang mearik perhatiannya, bentuknya begitu indah, penampilannya menawan, begitu anggun. Ingin sekali hatinya untuk memetik, namun apa daya, bunga itu letaknya di tengah kebun, dan kebun itu baru disadarinya ternyata memiliki pagar transparan yang begitu kokoh. “bagaimana aku masuk ke kebun?”. Menerobos? Tidak mungkin, sifatnya bukan seperti itu. Meminta izin? Pada siapa?. Kebun bunga yang memiliki pagar transparan yang sangat kokoh, gerbang yang begitu angkuh berdiri seakan menyatakan bahwa dirinya lah pelindung semua bunga itu, serta pintu kekar yang siap menghadang siapapun. Dan tambah lagi pemikiran, apa bunga tersebut bisa bertahan apabila keluar dari kebun tersebut?, apa dia mau? Apa dia akan terus memberikan warna indahnya

pesan untuk ihkwan


http://www.uhibbukumfillah.co.cc/2009/12/pesan-untuk-ikhwan-yang-hendak.html
Izinkan aku bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudara-saudaraku, para akhwat pada umumnya.
Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.
Aku ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat;
Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.

Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.

Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si empunya rumah.

Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya.

Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami (para akhwat) dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya aku minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..

Halaman

Cari Blog Ini

About me

Advertisement