surat yang tak pernah sampai


Suatu hari, seorang putra mahkota jalan-jalan ke luar istanannya sendirian. Di sepanjang jalan matanya menangkap hiruk-pikuk kehidupan duniawi. Dia heran, kenapa dari awal tidak ada yang menegurnya? membungkuk hormat? Rupanya dia baru sadar, dia keluar sendiri dan tanpa pengawal, sehingga rakyat tidak ada yang mengetahui kedudukanya. Namun di dalam hatinya dia merasa senang, begini lah seharusnya
apabila ada orang menegurnya itupun karna kesopanannya.
Kemudian dia melanjutkan perjalanannya sampai ke daerah perbukitan. Tak henti mulutnya mengucapkan tasbih, melihat pesona alam yang Allah ciptakan di negerinya. Benar-benar pesona alam yang menyejukkan mata. Sejauh mata memandang, hamparan rumput hijau, pepohonan serta aliran sungai berpadu menciptakan lukisan di atas kanvas terbesar, hasil karya dari Yang Maha Esa. Masuk ke dalam hutan, semakin sadar dirinya atas kebesaran Allah, hewan-hewan seakan menyambut kedatangannya. Suara kicau burung, anak kelinci bermain , dan masih banyak lagi hewan yang berpadu dalam keharmonisan hutan.
Sampai di tengah hutan, dia terkejut melihat kebun bunga. “bagaimana mungkin ada kebun bunga yang begitu indah di dalam hutan?”. Tak habis pikir dirinya merenung. Kemudian dilihat sekelilingnya, berharap menemukan rumah atau penduduk yang memiliki kebun tersebut, namun tak juga ditemukannya. Keindahan kebun bunga ini tak seperti yang ada diistananya atau diistana negara negara lain yang pernah dikunjunginya.
Bunga-bunga kecil menjadi penghias bunga yang besar, beraneka warna, bentuk dan masing-masing memiliki pesona tersendiri. Namun ada satu bunga yang mearik perhatiannya, bentuknya begitu indah, penampilannya menawan, begitu anggun. Ingin sekali hatinya untuk memetik, namun apa daya, bunga itu letaknya di tengah kebun, dan kebun itu baru disadarinya ternyata memiliki pagar transparan yang begitu kokoh. “bagaimana aku masuk ke kebun?”. Menerobos? Tidak mungkin, sifatnya bukan seperti itu. Meminta izin? Pada siapa?. Kebun bunga yang memiliki pagar transparan yang sangat kokoh, gerbang yang begitu angkuh berdiri seakan menyatakan bahwa dirinya lah pelindung semua bunga itu, serta pintu kekar yang siap menghadang siapapun. Dan tambah lagi pemikiran, apa bunga tersebut bisa bertahan apabila keluar dari kebun tersebut?, apa dia mau? Apa dia akan terus memberikan warna indahnya

Halaman

Cari Blog Ini

About me

Advertisement